Ahad, 26 Mei 2013

Prilaku


Jakarta Senin, 20 Mei 2013 di Ruang 307 kegiatan perkuliahan Manajemen Pamasaran Jasa yang di dampingi oleh Dr. Amril Muhammad, S.E, M.Pd. dalam perkuliahan ini saya tidak dapat hadir karna sakit, perkuliahan kali ini akan membahas mengenai “ Perilaku Konsumen “ yang dibahas oleh kelompok 11 ( Dwi Sakti Nugroho, Qidam Permadi, dan Yudhi Ardiyanto ).
Sebelum membahas lebih lanjut kita harus mengetahui apa itu Perilaku konsumen, Perilaku Konsumen adalah perilaku yang ditunjukan oleh orang-orang yang membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa. Didalam suatu perusahaan agar bisa mencapai tujuannya maka perusahaan harus mampu untuk memahami perilaku konsumen tersebut, karena perilaku konsumenlah yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan tersebut.
Perilaku konsumen dapat dilihat dari segi internal dan eksternalnya. Dilihat dari segi internalnya, perilaku pelanggan terhadap suatu barang dan jasa dipengaruhi oleh kebutuhan dan keinginan akan barang dan jasa. Hal itu berasal dari faktor yang ada di dalam diri seseorang. Kemudian dilihat dari fisik diri seseorang dengan melihat diri sendiri atas kecocokannya terhadap pembelian barang dan jasa dengan fisiknya. Dari sisi sosial, seseorang melihat suatu barang atau jasa disesuaikan dengan kelas sosialnya, hal ini seperti suatu prestise (gengsi) untuk seseorang. Lalu ada religi/religiusitas yang menyangkut kepercayaan seseorang terhadap suatu benda yang dianggap sakral dan memiliki pengaruh kuat menurutnya, apabila dilihat dari segi eksternalnya, perilaku seseorang dipengaruhi oleh ekonomi yang ada di masyarakat, sosial budaya masyarakat antara lain kebiasaan yang terjadi di masyarakat, kepercayaan suatu masyarakat terhadap sesuatu dan lain sebagainya.
 Proses konsumen sebelum mengambil keputusan untuk membeli barang tersebut. Prosesnya antara lain : 1. konsumen mencari tau apakah barang atau jasa yang ingin di beli dapat membantu untuk menyelesaikan masalah yang ada pada konsumen 2. konsumen juga mencari tau kualitas dari barang atau jasa baik dari segi kualitas maupun harga 3. konsumen mempertimbangkan pengalamannya dalam membeli suatu produk 4. konsumen dapat memutuskan barang atau jasa yang akan dibeli 5. evaluasi.

            Dalam melakukan proses konsumen dalam mengambil keputusan, setiap konsumen mempunyai dan memiliki perannya masing-masing dalam melakukan pembelian antara lain : 1.pencetus ide yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa 2. pemberi pengaruh yaitu seseorang yang pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian 3. pengambil keputusan yaitu seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan pembelian 4. pembeli yaitu seseorang yang melakukan pembelian sebenarnya 5. pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk dan jasa tertentu.


Jumaat, 17 Mei 2013

Kualitas Jasa


     Senin 13 mei 2013, Pertemuan ke-11 Mata Kuliah Pemasaran. Pada perkuliahan hari ini didampingi oleh Dr. Amril Muhammad SE, M.Pd,. Diskusi dilaksanakan di ruang 307, universitas negri jakarta , pada pertemuan kali ini kelompok yang bertugas untuk persentasi adalah kelompok 10 yang terdiri dari Yolla, Astri, Ajeng dan Kiki, materi yang di persentasikan yaitu mengenai “Kualitas Jasa”. 

    Sebelum membahas kita harus mengetahui apa itu Kualitas, Kualitas adalah merupakan tingkat kesesuaian dengan persyaratan, dalam hal ini persyaratan pelanggan. Total quality service merupakan konsep tentang bagaimana menanamkan kualitas pelayanan pada setiap fase penyelenggaraan jasa yang melibatkan semua personel yang ada dalam organisasi (Handriana, 1998). Menurut WdeGoetsh dan Davis  mengatakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas Jasa (Wyckof) adalah tingkat keunggulan yang  diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
      Ada beberapa syarat dalam kualitas jasa yaitu Komprehensif, Universal, Bebas, dan Limited. Kemudian di dalam kualitas jasa ada beberapa dimensi dalam menentukan kualitas jasa yang pertama Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan memberi kualitas tepat waktu sesuai dengan konsistensinya, yang kedua Responsiveness yaitu daya tanggap suatu perusahaan terhadap konsumen, yang ketiga Assurance yaitu jaminan kepada pelanggan, suatu produk jasa dikatakan bagus apabila mempunyai suatu jaminan seperti kartu garansi atau suatu perjanjian apabila pelayanan tidak memuaskan pelanggan bisa mendapat produk jasa dengan gratis atau diskon tertentu, yang keempat Empathy yaitu perusahaan memahani konsumen, suatu perusahaan harus ingin mendengarkan setiap keinginan konsumen dan memahaminya karena hal itulah menunjukkan profesionalitas suatu perusahaan, yang kelima Tangibles (produk fisik) yaitu di dalam produk jasa juga tersedia fasilitas fisik misalnya jasa pendidikan pastinya memerlukan fasilitas fisik seperti meja, kursi, papan tulis sebagai penunjang suatu kegiatan pemberian jasa mengajar seorang guru kepada muridnya.

      Terdapat lima dimensi kualitas jasa yaitu : (1) Riability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan,  tepat waktu dan memuaskan . (2) Responsive (daya tanggap), yaitu dimana para pegawai perusahaan selalu tanggap dalam melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen. (3) Assurance (jaminan), yaitu sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf atau pegawai, agar para konsumen merasa nyaman dan terhindar dari bahaya maupun resiko. (4) Emphaty (empati), yaitu kemampuan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan. (5) Tangibels (produk fisik), yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

     Kualitas total suatu jasa terdiri atas 3 komponen utama, yaitu : (1) technical quality (kualitas teknik), yaitu berkaitan dengan kualitas output jasa yang di persepsikan pelanggan. (2) functional quality (kualitas fungsional), yaitu berkaitan dengan kualitas cara penyampaian jasa. (3) corporate image (citra perusahaan), yaitu citra umum, reputasi, profil dan daya tarik khusus dari perusahaan. Secara garis besar, terdapat 4 unsur pokok dalam konsep kualitas yaitu kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan. Selain itu terdapat 3 kunci dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan yang unggul, yaitu Kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan, Pengembagan database yang lebih akurat daripada pesaing dan Pemanfaatan informasi yang diperoleh dari riset pasar dalam suatu kerangka strategis.

     Kualitas juga dapat dipengaruhi oleh persepsi. Persepsi setiap orang akan berbeda mengenai kualitas suatu barang atau jasa. Maka sering terjadi kesenjangan dalam kualitas, yaitu : Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen, Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa, Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa, Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal dan Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan

      Membahas mengenai kualitas jasa, maka tidak terlepas dari TQS (Total Quality Service). TQS adalah konsep perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga organisasi atau perusahaan selalu menyiapkan lingkungan yang kondusif dalam mewujudkannya. TQS dilakukan mulai dari input, process dan. Input mempunyai tiga macam, yaitu raw input, instrumental input dan environment input. Kemudian input tersebut diproses dengan menggunakan metode dan strategi yang sesuai sehingga menghasilkan output yang ideal. Output tersebut dapat berupa kemampuan, keterampilan dan kesiapan.

      Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kualitas jasa buruk, yaitu produksi dan konsumsi yang terjadi secara simultan, intensitas tenaga kerja yang tinggi, dukungan terhadap pelanggan internal kurang memadai , kesenjangan-kesenjangan komunikasi , memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama , visi bisnis jangka pendek dan pengembangan atau perluasan jasa secara berlebihan. Untuk itu perlu diadakan perbaikan atau peningkatan kualitas jasa. Dalam meningkatkan kualitas jasa, diperlukan strategi-strategi yang tepat, diantaranya mengidentifikasi kualitas determinan utama kualitas jasa, mengelola harapan pelanggan, mengelola bukti kualitas jasa, mendidik konsumen tentang jasa, mengembangkan budaya kualitas, menciptakan automating quality, menindaklanjuti jasa, dan mengembangkan sistem informasi kualitas jasa.


  


Ahad, 12 Mei 2013

Promosi Jasa Pendidikan


      Senin 6 April  2013, Pertemuan ke-11 Mata Kuliah Pemasaran. Pada perkuliahan hari ini tidak didampingi oleh Dr. Amril Muhammad SE, M.Pd, namun diskusi tetap berjalan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dan didampingi oleh satu orang pemateri. Diskusi dilaksanakan di ruang 307, universitas negri jakarta , dan tema pada pertemuan kali ini adalah “Promosi Jasa pendidikan”. Diskusi dipimpin oleh kelompok 9 yaitu Ria Zulfiah, Ayu, Rahmawati dan Nurma Jelita.
       Sebulum melanjutkan pembahasan kita harus mengetahui apa itu promosi dan definisi. Promosi adalah : merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu produk/barang. Definisi dari Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa atau sebuah proses membagi ide, informasi, atau perasaan audience. Promosi juga dapat dikatakan sebagai kumpulan aktivitas yang memberitahu kebaikan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya, Hubungan promosi dengan penjualan yaitu promosi dapat meningkatkan angka penjualan. Pada umumnya setelah angka penjualan cukup tinggi, suatu badan produksi atau distributor akan mengurangi kegiatan promosi.
      Menurut William J. Stanton, promosi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) jumlah dana yang tersedai untuk promosi, perusahaan harus menentukan seberapa besar dana yang dialokasikan untuk melakukan promosi, hal ini tergantung dari jenis produk dan kemampuan perusahaan, (2) keadaan pasar, yaitu keadaan geografis daerah pemasaran, (3) keadaan atau kondisi produk , (4) tingkat siklus kehidupan produk, yaitu pada tingkat mana siklus kehidupan produk sudah dicapai, misalnya introduksi, growth, atau maturity.
Tujuan promosi di antaranya adalah:
  1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
  2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba
  3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
  4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
  5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
  6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
  7. Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen
     Terdapat perbedaan antara iklan dengan promosi. Iklan Dilakukan secara tidak langsung dan dijalankan melalui media tertentu, sedangkan promosi dapat dilakukan kapan dan dimana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun persamaan keduanya adalah merupakan usaha menaikkan omset penjualan dengan berusaha mempengaruhi konsumen-konsumennya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah iklan adalah cara menyusun iklan agar konsep yang dibuat menarik perhatian masyarakat, tempat dan waktu memasang iklan yang strategis dan tepat, ukuran iklan dan frekuensi pemasangan iklan yaitu berapa lama iklan tersebut akan di pasang.

Ahad, 5 Mei 2013

Kebijakan Harga Jual



    
      Jakarta Senin 29 April jam 13.30 lokasi di kelas, Ruang 307 dipresentasikan oleh kelompok  kel 8 yang beranggotakan Berta, Vivi, Roli, dan Winda, lalu dijelaskan kembali oleh Dosen Dr. Amril Muhammad, S.E, M.Pd. Materi perkuliahan adalah tentang “ Kebijakan Harga Jual”. Harga merupakan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk sebuah produk. Didalam penentuan kebijakan harga, terdapat tiga bagian yang ditentukan.
Kebijaksanaan penetapan harga adalah merupakan salah satu unsur yang terpenting dan utama bagi perusahaan dalam menentukan atau melaksanakan strategi pemasaran dalam upaya untuk meningkatkan penjualan. Di mana harga suatu barang merupakan penghubung antara pembeli (konsumen) dengan pihak penjual (produsen) yang turut menentukan terjadinya transaksi pembelian, dan juga harga merupakan ukuran panting untuk mengetahui berapa besar nilai suatu barang dan jasa dan merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu barang dan jasa laku di pasaran.
Menurut George A. Steiner Dan John B. Miner dalam bukunya Kebijakan Dan Strategi Manajemen (1997;22) Kebijaksanaan umumnya dianggap sebagai pedoman untuk bertindak atau saluran untuk berpikir. Secara lebih khusus kebijaksanaan adalah pedoman untuk melaksanakan suatu tindakan.
      Dalam pemasaran barang, untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan sangat diperlukan adanya berbagai informasi. Demikian pula dalam menentukan salah satu kebijaksanaan harga jual barang yang diproduksi oleh suatu Badan Usaha.
       Sebenarnya masalah penjualan dan penetapan harga itu merupakan salah satu bagian dari rencana kerja dalam rangka persiapan penjualan barang. Tugas bagian penjualan itu meliputi pekerjaan persiapan penjualan dan pelaksanaannya. Justru dalam persiapan penjualan inilah sebenarnya lebih banyak pekerjaan yang harus di-lakukan yang antara lain mengadakan penelitian tentang : 1. Keadaan pembeli (tempat tinggalnya, kesukaannya dan tingkatan daya belinya), 2. kemungkinan-kemungkinan yang menyangkut pengangkutan dan biayanya, 3. usaha-usaha yang berhubungan dengan peningkatan penjualan, 4 Analisa pasar.
      
      Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga. Terbagi menjadi dua yaitu Faktor lingkungan internal dan Faktor lingkungan eksternal :
Faktor lingkungan internal adalah :1. Tujuan pemsaran perusahaan, tujuan pemasaran dapat berupa laba yang maksimal, mempertahankan kelangsungan hidup. 2. Strategi bauran pemasaran,  dalam menetukan harga sebaiknya dikoordinaskan lebih lanjut dengan elemen pemasaran. 3. Biaya, merupakan satu faktor yang sangat penting agar tidak mengalami kerugian. 4. Organisasi, dalam suatu organisasi di perlukan pendapat atau masukan dari anggota organisasi dalam penetapan harga. Dan  Faktor lingkungan eksternal adalah 1. Sifat dan permintaan pasar, memperhatikan dan memahami secara seksama sifat pasar dan permintaan terhadap produk yang dihasilkan. 2. Persaingan, dapat dilihat dari persaingan yang ada di pasaran tersebut.

Kebijakan harga adalah keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu. Ada faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan harga yaitu (1) apa yang di tinjau, maksudnya adalah harga yang berada di pasaran harus kita tinjau supaya produk yang akan dikeluarkan sesuai dengan harga pasarannya; dan (2) penetrsi/penerobosan, maksudnya produk mampu menerobos pasaran tetapi dengan harga yang tidak terlalu membebankan konsumen.

Kebijakan harga dapat ditinjau dari tiga sudut yaitu (1) kebijakan harga produsen yaitu harga yang di berikan kepada konsumen tidak membuat para konsumen di rugikan atau di curangi oleh para produsen; (2) kebijakan harga wholesaler (grosir) yaitu, harga yang dilihat dari tempat pembeliannya, wilayah, dan kualitas dari suatu produk dengan harga yang sesuai dengan pasaran yang ada; dan (3) kebijakan harga retailer (agen) yaitu harga yang lebih terjangkau yang diberikan kepada konsumen dengan pembelian dengan jumalah banyak.